Perbedaan Keramik dan Granit, Yang Mana yang Lebih Cocok Buatmu?

Mungkin Anda termasuk salah seorang yang masih merasa bingung dalam membedakan antara keramik dan granit? Keduanya memang memiliki rupa yang sangat mirip, tetapi jelas berbeda. Kalau diperhatikan sepintas kelihatannya keramik serta granit itu sama saja. Hal ini dikarenakan keramik tertentu memang sengaja dibuat supaya menyerupai granit. Namun pada hakikatnya antara keramik dengan granit benar-benar berbeda. Perbedaan tersebut terdapat pada karakteristik material atau sifat-sifat fisiknya, proses pembuatannya, harganya, serta daya kekuatan yang dimilikinya.

Dalam memilih jenis material bangunan yang digunakan untuk melapisi lantai rumahnya, biasanya orang cuma melihat dari segi keindahannya saja. Tak sedikit orang yang hanya memperhatikan warna ataupun motif lantai tersebut tanpa terlalu memperdulikan jenis dan karakteristiknya. Hal ini pula yang membuat ada banyak sekali orang yang masih beranggapan kalau keramik itu sama dengan granit. Sebab memang warna dan motif beberapa jenis keramik sengaja dibuat sama persis seperti granit. Meski begitu keramik ini tidak bisa menyamai kekuatan serta sifat dan karakteristik granit

Kali ini kami bakal mencoba menjelaskan perbedaan antara keramik dan granit yang perlu Anda ketahui dengan benar. Semoga ulasan kali ini dapat membantu Anda dalam menentukan apakah ingin memakai keramik atau sebaiknya granit saja.

PROSES PEMBUATAN

Keramik terbuat dari tanah liat yang dibentuk dengan model tertentu, lantas dibakar. Kemudian keramik yang telah dibakar inii dilapisi bahan pengkilap (glaze) di bagian permukaannya. Setelah itu, corak/motif keramik dibuat di atas lapisan glaze untuk kemudian dibakar sekali lagi sampai matang dan siap dipakai. Tujuan dari proses pembakaran sebanyak dua kali (double fired tile) ini adalah meningkatkan kekerasan dan kekuatan keramik tersebut. Inilah kenapa, bagian bawah keramik selalu berwarna merah khas tanah liat dengan motif dan warna yang berbeda-beda di bagian atasnya.

Kadang-kadang keramik ini diberi tambahan aksesori yang disebut listello dan inserto untuk menambah nilai estetikanya. Setelah penambahan aksesoris tersebut berhasil dilakukan, keramik perlu dibakar lagi (third fliring tile) supaya bahan tambahan tadi bisa menempel dengan kuat. Faktanya proses pembuatan beberapa jenis keramik memerlukan tahap pembakaran hingga sebanyak 4-5 kali loh, khususnya untuk keramik yang berkualitas premium. Semakin banyak keramik tersebut dibakar di tungku, maka semakin kuat pula hasilnya sehingga harganya pun akan semakin mahal.

Sementara itu, granit merupakan material yang dibentuk oleh alam. Alam lah yang membuat batu granit dalam kurun waktu yang sangat lama. Produsen lalu mencetak granit tersebut menjadi bentuk tertentu. Setelah bentuk yang diinginkan sudah jadi, bahan granit yang masih mentah tadi lantas langsung dibakar sampai matang. Itulah kenapa seluruh lapisan dari granit mempunyai warna dan motif yang sama persis. Jika bagian depannya berwarna hitam dengan bintik-bintik putih, maka bisa dipastikan juga kalau bagian dalam sampai belakangnya pun berwarna hitam dengan bintik-bintik putih pula.

Granit juga biasa disebut sebagai single fired tile sebab hanya melewati satu kali tahap pembakaran saja. Motif atau corak yang terdapat pada lantai granit terbentuk secara alamiah. Motif khasnya berupa titik-titik dengan warna hitam, putih, cokela, abu-abu, dan biru. Hal ini pun terjadi pada marmer. Cuma untuk marmer, motif/coraknya berupa garis-garis urat yang bentuk dan ukurannya tidak beraturan. Sedangkan keramik mempunyai motif yang beraneka ragam. Selain memiliki motif yang mirip seperti granit, saat ini ada pula keramik yang tampilannya menyerupai marmer, kayu, terakota, beton, dan lain-lain.

SIFAT-SIFAT FISIK

Jika Anda perhatikan dengan baik, bodi keramik memiliki warna merah yang beraneka ragam. Dari mulai warna merah kecokelat-cokelatan sampai dengan warna merah keputih-putihan. Perlu diketahui, tingkat kecerahan warna tersebut menandakan tingkat penyerapan air oleh pori-pori yang dimilikinya. Keramik dengan bodi berwarna merah gelap mempunyai tingkat penyerapan air lebih besar daripada si keramik yang bodinya berwarna merah cenderung putih. Itulah mengapa, keramik yang memiliki bodi berwarna merah gelap wajib direndam di dalam air terlebih dahulu sebelum dipasang di lantai atau dinding.

Sifat-sifat fisik keramik selanjutnya yaitu adanya garis berwarna putih (window frame) yang tak tertutup bahan pewarna di sekeliling pinggirannya. Keramik ini juga sesungguhnya tidak benar-benar mempunyai permukaan yang rata. Permukaan keramik ini agak sedikit bergelombang (wavy) akibat dari lapisan glaze yang tak menyebar secara merata. Anda juga harus mengetahui jika beberapa keramik ada yang melalui proses pemotongan terlebih dahulu serta ada pula yang langsung. Keramik-keramik yang telah dipotong (cutting) ini mempunyai bentuk yang seragam dan sudutnya pun lebih siku.

Bandingkan dengan granit yang mempunyai permukaan jauh lebih rata dan tidak bergelombang karena proses pemotongannya dikerjakan menggunakan mesin khusus yang berteknologi canggih sehingga bisa menghasilkan hasil pemotongan yang benar-benar rata, lurus, serta presisi. Sisi granit tersebut dipotong terlebih dahulu sebelum dikemas supaya ukurannya sama, bentuknya presisi, dan memiliki sudut yang siku. Hal ini membuat granit mampu dipasang dalam susunan yang lebih rapat dengan nat tipis sehingga hasilnya lebih bagus daripada keramik. Anda bisa mengikuti panduan pemasangannya di artikel kami ya yang dahulu.

DAYA KEKUATAN

Jika Anda membandingkan kekuatan antara keramik dan granit, mana yang lebih kuat terhadap gesekan dan benturan. Jawabannya granit adalah pemenangnya. Granit mempunyai karakteristik material yang jauh lebih keras dan lebih berat daripada keramik. Hasil tekanannya mampu mengalahkan keramik yang notabene memiliki bobot lebih ringan. Lapisan glaze yang tipis pada keramik juga membuatnya gampang tergores dan terkikis seiring dengan berjalannya waktu. Anda harus bersungguh-sungguh saat merawat keramik agar pesonanya tak cepat memudar. Berbeda dengan granit yang sangat kuat dan lebih kokoh.

Namun soal ketahanan terhadap kotoran dan noda membandel, keramik lebih unggul ketimbang granit. Penyebab utamanya adalah keberadaan lapisan glaze yang sangat licin dengan pori-pori super kecil yang terdapat di permukaan keramik membuat noda ini tidak mudah menempel. Kalau sampai ada noda yang mengotorinya, keramik lebih gampang dibersihkan. Sedangkan granit mudah sekali kotor sebab memiliki pori-pori yang cukup besar. Namun Anda bisa mengatasinya dengan rutin melakukan proses pemolesan terhadap granit tersebut. Lapisan poles akan melindungi granit dari partikel-partikel kotoran. Kalau Anda merawatnya dengan baik, granit ini mampu bertahan sampai ratusan tahun lamanya.

HARGA MATERIAL

Lantas bagaimana perbandingan harga antara granit dan keramik? Kenyataannya ialah harga granit jauh lebih mahal dibandingkan keramik. Bahkan biaya yang Anda bayarkan untuk membeli 1 m2 granit ini bisa digunakan untuk membeli 10 m2 atau 10 dus keramik loh. Perlu Anda ketahui, harga pasaran granit saat ini yang paling murah sekitar Rp 300-500 ribu. Sementara itu, harga keramik yang paling murah sekitar Rp 25-30 ribu/dus. Silakan Anda dapat menghitung-hitung terlebih dahulu anggaran yang dimiliki. Kalau memang anggarannya cukup banyak, pakai saja granit karena kualitasnya memang bagus sekali.

Biaya yang harus Anda keluarkan ketika menggunakan granit tidak hanya biaya pengadaan materialnya saja. Tetapi Anda pun perlu mengeluarkan biaya lagi untuk pemasangan dan pemolesan granit tersebut. Ya, kalau Anda mau tampilan lantai granit ini benar-benar terpancar sempurna dan kuat, maka Anda pun wajib melakukan proses pemolesan terhadap lantai granit tersebut. Proses ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit loh. Sedangkan ketika Anda memakai keramik, maka Anda cukup mengeluarkan biaya untuk pemasangannya saja. Sebab keramik sama sekali tidak perlu dipoles.