Menghitung Kebutuhan Genteng Atap Pelana Memakai Rumus Praktis

Atap merupakan struktur bangunan yang berfungsi untuk melindungi interior yang terletak di bawahnya. Dari sekian banyak jenis-jenis atap rumah yang tersedia di pasaran, genteng atau atap tanah liat masih menjadi primadona yang paling utama. Genteng tanah liat dinilai mempunyai kekuatan yang bagus, tahan terhadap cuaca ekstrim, dan harganya cukup murah. Genteng ini pun mudah didapatkan karena tersedia di hampir setiap toko bangunan.

Penghitungan kebutuhan genteng berguna untuk mengetahui jumlah genteng yang diperlukan dalam pembangunan atap. Hasil dari penghitungan ini dapat digunakan dalam penyusunan analisa rencana anggaran biaya (RAB) pembangunan. Hal ini berarti semakin tepat hasil perhitungan kebutuhan genteng yang dilakukan, semakin efektif pula penggunaan anggaran biaya karena seluruhnya teralokasikan dengan benar tanpa terbuang percuma.

Perhatikan gambar di atas! Ini merupakan gambar atap pelana yang sering diaplikasikan pada rumah-rumah di Indonesia. Kelebihan dari atap pelana yaitu memiliki bentuk yang sederhana sehingga memungkinkan proses pembuatan atap bisa dilakukan dengan mudah. Di samping itu, kebutuhan gentengnya pun lebih sedikit karena hanya dipasang di kedua sisi pada bidang yang miring.

Jika dicermati lebih lanjut, struktur atap pelana terdiri atas dua persegi panjang yang disebut tembereng dan dua segitiga sama sisi yang dinamakan gunungan. Nantinya genteng-genteng akan disusun di atas tembereng hingga tertutup sempurna.

Jadi bisa disimpulkan bahwa untuk menghitung kebutuhan genteng pada atap pelana, rumus yang bisa dipakai adalah Kebutuhan Genteng = 2 x (Luas Tembereng : Luas Genteng) = 2 x {(Panjang tembereng x Lebar tembereng) : (Panjang genteng x Lebar genteng)}. Faktanya untuk menutupi 1 m2 bidang atap biasanya membutukan genteng sebanyak 25 buah. Dengan kata lain, Anda bisa menggunakan rumus penghitungan kebutuhan genteng yang lebih sederhana yaitu Kebutuhan Genteng = 2 x Luas Tembereng x 25 = 2 x (Panjang x Lebar) x 25.

Panjang bangunan dihitung mulai dari titik bangunan paling kiri menuju ke titik yang paling kanan. Sedangkan lebar bangunan bisa diukur dari titik bangunan yang paling depan sampai dengan titik yang paling belakang. Karena panjang atap merupakan bidang miring yang terbentuk dari panjang bangunan dan tinggi gunungan, maka ukuran panjang atap bisa diketahui dengan rumus teorema pythagoras. Perhatikan gambar di atas! Sementara itu, lebar atap mempunyai ukuran yang sama dengan lebar bangunan.

Contoh Soal

Pak Rossi ingin membangun rumah yang memiliki ukuran 8 x 12 meter. Dia menemukan kesulitan saat akan menghitung kebutuhan genteng yang diperlukan untuk membuat atap pelana. Rencananya atap tersebut bakal ditopang dengan gunungan setinggi 2 meter. Berapakah jumlah genteng yang dibutuhkan oleh Pak Rossi?

Diketahui :

Panjang rumah = 8 meter; Panjang gunungan = 4 meter

Lebar rumah = 12 meter = Lebar atap

Tinggi gunungan = 2 meter

1 m2 atap membutuhkan 25 genteng

Ditanyakan :

Berapakah jumlah genteng yang dibutuhkan oleh Pak Rossi?

Jawab :

(i) Mencari Panjang Atap

Panjang atap = √Panjang gunungan² + Lebar gunungan² = √4² + 2² = √20 = 4,47 meter

(ii) Mencari Luas Tembereng

Luas Tembereng = Panjang atap x Lebar atap = 4,47 x 12 = 643,68 m2

(iii) Mencari Kebutuhan Genteng

Kebutuhan Genteng = 2 x Luas Tembereng x 25 = 2 x 643,68 x 25 = 32.184 genteng

Jadi, Pak Rossi membutuhkan genteng sebanyak 32.184 buah. Disarankan untuk membeli genteng dalam jumlah yang sedikit lebih banyak sekitar 20-30 buah untuk mengantisipasi kecelakaan kerja dan kesalahan penghitungan.