Cara Mencari Sumber Air Tanah untuk Sumur Secara Tradisional Tetapi Akurat

Sumur yang dibuat dengan menggali tanah hingga kedalaman tertentu disebut sumur gali. Pada tahap awal pelaksanaannya, perlu dilakukan upaya untuk menemukan sumber air/mata air di suatu titik lokasi sehingga pekerjaan yang telah dilakukan dapat berhasil guna. Jangan sampai Anda sudah bersusah-payah menggali tanah cukup dalam, tetapi tidak ada air yang ditemukan.

Pada zaman dahulu, orang-orang biasanya menggunakan bahan-bahan alami untuk mendeteksi ada tidaknya mata air yang tersimpan di suatu titik tanah. Misalnya tempurung kelapa, garam, dan daun pisang. Walaupun kelihatannya kuno, ternyata metode ini cukup berhasil lho dalam membantu kita mencari sumber air. Bukti nyata adalah banyaknya sumur-sumur galian pada rumah penduduk yang terletak di daerah-daerah pedalaman dan jauh dari sentuhan teknologi.

Terdapat beberapa trik untuk menentukan sumber air tanah dengan akurat, antara lain :

Tempurung Kelapa

Tentukan bidang yang akan menjadi lokasi penggalian sumur dengan ukuran 2 x 2 m. Pada saat malam hari, letakkan setengah bagian tempurung kelapa di atas bidang tadi dengan posisi tengkurap. Keesokan harinya, angkat tempurung kelapa tersebut lalu amati apakah ada embun atau bekas air yang terjebak di dalamnya. Jika iya artinya ada sumber air di dalam bidang tanah ini.

Garam

Ambil sejumput garam, kemudian letakkan di atas tanah yang Anda prediksi mengandung air di dalamnya. Setelah itu, tutup garam ini menggunakan kaleng dan biarkan selama semalam suntuk. Jika esoknya garam tersebut berkurang atau bahkan habis, kemungkinan besar terdapat mata air di bawahnya. Sebaiknya proses ini dilakukan pada waktu malam hari hingga pagi hari menjelang matahari terbit.

Daun Pisang

Daun pisang juga bisa mendeteksi tingkat kelembaban di dalam tanah. Caranya ambil beberapa lembar daun pisang yang masih segar, lalu hamparkan di atas tanah yang akan dibuat sumur. Lakukan langkah-langkah ini sekitar pukul 9-10 malam. Pagi harinya, perhatikan intensitas embun yang menempel di balik daun pisang ini. Semakin banyak jumlah embun yang melekat di daun pisang, semakin besar pula debit air yang tersimpan di bawah tanah.

Kawat Tembaga

Anda perlu menyiapkan 2 kawat tembaga berukuran 50 cm dan diameternya 3 mm, serta 2 selang stainless steel yang memiliki panjang 10 cm dan diameter 5 mm. Kemudian bengkokkan kedua kawat ini sampai membentuk sudut 90 derajat, satu sisi berukuran 10 cm dan sisi lainnya berukuran 40 cm. Lantas sisi kawat tembaga yang berukuran 10 cm tadi dimasukkan ke dalam selang stainless steel.

Tahap berikutnya genggam kedua selang stainless steel tersebut memakai tangan kanan dan tangan kiri. Posisikan genggaman keduanya setinggi pinggang dengan posisi kedua kepalan tangan rapat dan sejajar. Setelah itu, Anda bisa melangkah maju dan mundur beberapa langkah dengan posisi tangan tetap menggenggam kedua selang. Saat berjalan maju dan mundur ini, pusatkan perhatian Anda pada tanah yang dipijak sembari tangan tetap merasakan gerakan dari kedua ujung kawat tembaga.

Apabila posisi kedua kawat tembaga ini saling lurus dan sejajar berarti tanah yang ada di bawah Anda tidak mengandung air. Sedangkan jika posisi kedua kawat tembaga ini saling menyilang tandanya ada sumber air pada lokasi tersebut. Anda bisa memastikannya dengan mencoba bergerak maju dan mundur sekali lagi, serta cobalah berjalan dengan arah yang berlawanan.